ANALISA SWOT

BAB II
ISI

A. Definisi SWOT
SWOT adalah singkatan dari strengths (kekuatan), weknesses (kelemahan), opportunities (peluang), dan threats (ancaman), dimana SWOT ini sebagai suatu model dalam menganalisis suatu organisasi yang berorientasi profit dan non profit dengan tujuan utama untuk mengetahui keadaan organisasi tersebut secara lebih komprehensif.

B. Analisis SWOT dan Manajemen Pengambilan Keputusan
Dalam usaha mendukung manajemen pengambilan keputusan maka analisis SWOT memiliki peran besar di dalamnya. Berbagai kalangan akademisi, birokrat hingga praktisi bisnis telah mempercayai jika analisis dengan mempergunakan perspektif SWOT telah dianggap memiliki keunggulannya. Kita bisa memberikan peta kondisi terhadap keadaan yang terjadi berdasarkan realita yang ada, serta lebih jauh mampu memberikan penegasan terhadap keputusan yang akan kita lakukan di masa yang akan datang.
Oleh karena itu secara umum ada beberapa kegunaan dengan dipergunakannya analisis SWOT dalam mendukung manajemen pengambilan keputusan, yaitu:
a) Mampu memberikan gambaran suatu dari empat sudut dimensi, yaitu strengths (kekuatan) dan weknesses (kelemahan), serta opportunities (peluang), dan threats (ancaman). Sehingga pengambil keputusan bisa melihat dari empat dimensi ini secara lebih komprehensif.
b) Dapat dijadikan sebagai rujukan pembuatan rencana keputusan jangka panjang.
c) Mampu memberikan pemahaman kepada para stakeholders’ yang berkeinginan menaru simpati bahkan bergabung dengan perusahaan dalam suatu ikatan kerja sama yang saling menguntungkan.
d) Dapat dijadikan penilai secara rutin dalam menilai progress report dari setiap keputusan yang dibuat selama ini.

C. Tujuan Penerapan SWOT di Perusahaan
Penerapan SWOT pada suatu perusahaan bertujuan untuk memberikan suatu pandangan agar perusahaan menjadi lebih fokus, sehingga dengan penempatan analisa SWOT tersebut nantinya dapat di jadikan sebagai bandingan pikir dari berbagai sudut pandang, baik dari segi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang mungkin bisa terjadi di masa-masa yang akan datang.
Tujuan lain diperlukannya analisis SWOT adalah dimana setiap produk yang beredar dipasaran pasti akan mengalami pasang surut dalam penjualan atau yang dikenal dengan istilah daur hidup produk (life cycle product). Konsep daur hidup produk dirujuk berdasarkan keadaan realita yang terjadi di pasar, bahwa konsumen memiliki tingkat kejenuhan dalam memakai suatu produk.

D. Peranan SWOT sebagai Bahagian Analisis Manajemen Resiko dan Hubungannya dengan Manajemen Pengambilan Keputusan
Peranan SWOT sebagai alat dalam menganalisis kondisi suatu perusahaan selama ini dianggap sebagai suatu model yang dapat diterima secara umum dan lebih familiar. Sebenarnya jika kita ingin mempergunakan berbagai model lain itu juga memungkinkan, seperti BCG (Boston Consulting Group), manajemen performance (kinerja manajemen), balance scorecard dan berbagai alat analisis lainnya.
Beberapa organisasi profit dan non profit telah mempergunakan SWOT ini sebagai salah satu alat analisis mereka, seperti IPB dalam membuat rencana strategis untuk tahun 2008 sampai 2013. Sehingga dengan mempergunakan SWOT sebagai dasar analisis perusahaan dalam mengambil keputusan, maka diharapkan SWOT juga memungkinkan untuk dipergunakan sebagai salah satu model yang representatif dalam menganalisis manajemen resiko suatu perusahaan. Termasuk tentunya akan mampu memberi masukan dalam mendukung proses pengambilan keputusan.

E. Faktor Eksternal dan Internal dalam Perspektif SWOT
a) Faktor Eksternal
Faktor eksternal ini mempengaruhi terbentuknya Opportunities and Threats (O and T). Dimana faktor ini menyangkut dengan kondisi-kondisi yang terjadi diluar perusahaan yang mempengaruhi dalam pembuatan keputusan perusahaan. Faktor ini mencakup lingkungan industri (industry environment) dan lingkungan bisnis makro (macro environment), ekonomi, politik, hukum, tekonologi, kependudukan, dan sosial budaya.
b) Faktro Internal
Faktor internal ini mempengaruhi terbentuknya Strengths and Weaknesses (S and W). Dimana faktor ini menyangkut dengan kondisi yang terjadi dalam perusahaan, yang mana ini turut mempengaruhi terbentuknya pembuatan keputusan (decision making) perusahaan. Faktor Internal ini mencakup meliputi semua macam manajemen fungsional: pemasaran, keuangan, operasi, sumber daya manusia, penelitian dan pengembangan, sistem informasi manajemen, dan budaya perusahaan (corporate culture).

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN KEHILANGAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN KEHILANGAN

 PENGERTIAN

Kehilangan adalah suatu keadaan berpisahnya individu dengan sesuatu yang sebelumnya dimiliki/ada. Kehilangan tersebut dapat sebagian atau keseluruhan. Misalnya : kehilangan orang penting (kematian, dipenjara), kehilangan kesehatan, bio-psiko-sosial (sakit, diamputasi, kehilangan pendapatan, perasaan tentang diri, pekerjaan, keududukan, seks), kehilangan milik pribadi (uang, perhiasan). Peristiwa kehilangan ini dapat terjadi tiba-tiba atau bertahap.

 PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Pengkajian masalah ini adalah adanya factor predisposisi yang memengaruhi respon seseorang terhadap perasaan kehilngan yang dihadapi antara lain:

  • Factor genetic

Individu yang dilahirkan dan dibesarkan dalam keluarga dengan riwayat depresi akan sulit mengembangkan sikap optimis dalam menghadapi suatu permasalahan, termasuk dalam menghadapi perasaan kehilangan

  • Kesehatan fisik

Individu dengan fisik, mental, serta pola hidup yang teratur cenderung mempunyai kemampuan dalam mengatasi stress yang lebih tinggi dibandingkan dengan individu yang mengalami gangguan jasmani

  • Kesehatan mental

Individu yang mengalami ganggua jiwa, terutama yang mengalami riwayat depresi yang ditandai dengan perasaan tidak berdaya dan pesimis, selalu dibayangi masa depan peka dalam menghadapi situasi kehilangan

  • Pengalaman kehilangan di masa lalu

Kehilangan atau perpisahan dengan orang yang dicintai pada masa kanak-kanak akan memengaruhi kemampuan individu dalam mengatasi perasaan kehilangan pada masa dewasa

  • Struktur kepribadian

Individu dengan konsep diri yang negative dan perasaan rendah diri akan menyebabkan rasa percaya diri dan tidak objektif terhadap stress yang dihadapi.

  • Adanya stresor perasaan kehilangan

Stresor ini dapat berupa stressor yang nyata atau imajinasi individu itu sendiri, seperti kehilangan bio-psiko-sosial yang meliputi kehilangan harga diri, pekerjaan, seksualitas, posisi dalam masyarakat, milik pribadi ( kehilangan harta benda atau yang dicintai, kehilangan kewarganegaraan dll) . mekanisme koping yang sering dipakai oleh individu dengan respon kehilangan, antara lain: pengingkaran, regresi, intelektualisasi, disosiasi, supresi, dan proyeksi yang digunakan untuk menghindari intensitas stress yang dirasakan sangat menyakitkan dalam keadaan patologi, mekanisme koping sering dipakai secara berlebihan atau tidak memadai. Pengkajian tanda klinis berupa adanya distress somatic seperti gangguan lambung, rasa sesak, nafas pendek, sering mengeluh dan merasakan lemah. Pengkajian terhadap masalah psikologis adalah tidak ada atau kurangnya pengetahuan dan pemahaman kondisi yang tejadi, penghindaran pembicaraan tentang kondisi penyakit, serta kemampuan pemahaman sepenuhnya tehadap prognosis dan usaha menghadapinya.

DIAGNOSA

  1. Berduka berhubungan dengan kehilangan actual atau kehilangan yang dirasakan.
  2. Berduka antisipatif berhubungan dengan perpisahan atau kehilangan
  3. Berduka disfungsional berhubungan dengan kehilangan orang atau benda yang dicintai atau memiliki arti besar
  1. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan perasaan depresi.
  2. Resiko tinggi mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan reaksi-reaksi kemarahan.

    INTERVENSI DAN IMPLEMENTASI
    Secara umum, intervensi dan implementasi keperawatan yang dilakukan untuk menghadapi kehilangan dan berduka:

  1. Membina dan meningkatkan hubungan saling percaya dengan cara:
  • Mendengarkan pasien berbicara
  • Member dorongan agar pasien mau mengungkapkan perasaanya
  • Menjawab pertanyaan pasien secara langsung,menunjukkan sikap menerima dan empati.
  1. Mengenali factor-faktor yang mungkin menghambat dengan cara:
  • Bersama pasien mendiskusikan hubungan pasien dengan orang atau objek yang pergi atau hilang.
  • Menggali pola hubungan pasien dengan orang yang berarti
  1. Mengurangi atau menghilangkan factor penghambat dengan cara:
  • Bersama pasien mengingat kembali cara mengatasi perasaan berduka di masa lalu.
  • Memperkuat dukungan serta kekuatan yang dimiliki pasien dan keluarga
  • Mengenali dan mengharga social budaya agama serta kepercayaan yang di anut oleh pasien dan keluarga dalam mengatasi perasaan.
  1. Memberi dukungan terhadap respon kehilangan pasien dengan cara :
  • Menjelaskan terhadap pasien atau keluarga bahwa sikap mengingkari, marah,tawar menawar, depresi,dan menerima adalah wajar dalam menghadapi kehilangan
  • Member gambaran tentang cara mengungkapkan perasaan yang bisa di terima.
  • Menguatkan dukungan keluarga atau orang yang berarti
  1. Meningkatkan rasa kebersamaan antara anggota keluarga dengan cara :
  • Menguatkan dukungan keluarga atau orang yang berarti
  • Mendorong pasien untuk menggali perasaanya bersama anggota keluarga lainnya, menggali masing-masing anggota keluarga
  • Menjelaskan manfaat hubungan dengan orang lain
  • Mendorong keluarga untuk mengevaluasi perasaan dan saling mendukung satu sama lain
  1. Menentukan tahap keberadaan pasien dengan cara :
  • Mengamati perilaku pasien
  • Menggali pikiran perasaan pasien yang selalu timbul dalam dirinya

    EVALUASI KEPERAWATAN

Evaluasi terhadap masalah kehilangan dan berduka secara umum dapat di nilai kemampuan untuk menghadapi atau memaknai arti kehilangan,reaksi terhadap kehilangan, dan beban perilaku yang menerima arti kehilangan .

  1. Klien dapat mengungkapkan perasaannya secara spontan.
  2. Klien dapat menjelaskan makna kehilangan tersebut terhadap kehidupan.
  3. Klien mempunyai sistem pendukung untuk mengungkapkan perasaannya.
  4. Klien menunjukkan tanda-tanda penerimaan akan kehilangan.
  5. Klien sudah dapat menilai hubungan baru dengan orang/objek lain.